Takdirmu Tidak Akan Melewatkanmu

Quotes Takdir Cecen Core

Rabu, 8 Maret 2024. Lantai 2 Gedung Dwi Warna, Kota Bandung. Selepas Salat Jumat. 

"Cecen, ke ruangan saya sebentar," begitu kira-kira atasan saya memanggil. Saya yang saat itu sedang fokus bekerja, mendadak bertanya-tanya. Tak biasanya atasan saya memanggil ke dalam ruang kerjanya. Jika ia butuh bantuan teknis terkait teknologi, biasanya rekan saya yang jauh lebih muda yang jadi andalannya. Saya bangkit dari tempat duduk, mengucap bismillah, dan menuju ke ruangan atasan sambil mencoba berpikir, "Kira-kira, ada hal penting apa ya?"

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya saya setelah minta izin masuk ke ruangan atasan.

Segera ia meminta saya mendekat, dan mengucapkan "Selamat, sudah ready now," sambil menjabat tangan saya. "Nota dinas sudah saya disposisi ke akun kamu," lanjutnya dengan ramah. Saya pun menjabat tangannya dan tak mampu memikirkan kata-kata lain selain, "Terima kasih banyak, Pak."


Ready Now

Ready Now. Tulisan itu tercantum dalam nota dinas yang saya terima melalui aplikasi persuratan otomatis yang kami gunakan di lingkungan Kementerian Keuangan. Artinya, status saya saat ini sudah siap menerima kenaikan jabatan dan menunggu untuk dipromosikan. Sebelumnya, saya memang telah mengikuti proses manajemen talenta sebagai pejabat pengawas yang berjalan cukup panjang. Dimulai tanggal 2 Mei 2023, saya menerima tawaran untuk diikutsertakan dalam proses manajemen talenta, kemudian mengikuti Uji Kompetensi Teknis (UKT) pada tanggal 26 Juli 2023. Materi ujian ini meliputi pengetahuan umum di bidang keuangan dan perbendaharaan negara serta tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)—unit organisasi tempat saya bertugas selama ini. Selain itu, di bulan Agustus, saya juga diwajibkan mengikuti rangkaian kegiatan Assessment Center (AC), dalam bentuk penyusunan Critical Incident, dan serangkaian tes dan wawancara terkait management, leadership and personality. Alhamdulillah, saya mendapatkan asesor yang ramah, yaitu Ibu Vivi Noviyanti.

Tulisan terkait: Dunia Terbalik dan Panas di Bulan Agustus yang Hectic

Setelah dinyatakan lulus UKT dan AC, di bulan September saya melanjutkan ke tahapan berikutnya—tahap II—dalam bentuk secondment Unit Kepatuhan Internal (UKI), dan on the job training berupa short term assignment dalam bentuk penyusunan makalah bertema peran instansi vertikal DJPb sebagai Treasurer, Regional Chief Economist, dan Financial Advisor. Dalam penyusunan makalah ini, saya dibimbing oleh dua orang mentor yang keduanya merupakan sosok pemimpin sekaligus sahabat saya yang luar biasa. Bertindak sebagai mentor tetap yaitu Bapak Ruba'i Ohim selaku Kepala Seksi Supervisi Proses Bisnis Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat yang juga atasan langsung saya. Mentor kedua adalah Bapak Miftah Nasution, Kepala Seksi Bank Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Takengon, bertindak sebagai mentor tidak tetap yang saya pilih sendiri karena sebelumnya saya telah mengenal Bapak Miftah saat kami masih sama-sama bertugas di KPPN Banda Aceh, jadi saya tahu benar kompetensinya.

Dalam penyusunan makalah, saya juga banyak belajar dan mendapat inspirasi dari Kepala Bidang Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal (SKKI), Bapak Hendi Mufti Setiawan, yang juga merupakan atasan yang pertama kali memberitahukan perihal kelulusan saya. Tak lupa juga, saya mendapatkan banyak masukan dan bantuan dari teman lama yang juga rekan seangkatan saat kami masih menempuh pendidikan kuliah di Prodip Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Cimahi, Bapak Lisno Setiawan, Analis Anggaran Ahli Pertama pada Seksi Analisis Penerimaan Perpajakan dan Hibah, Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran.

Risalah makalah saya dapat dibaca melalui artikel berikut: Peran Regional Chief Economist dan Financial Advisor, Sebaiknya Jangan Sebatas Pemenuhan Kewajiban Penyampaian Laporan.

Tahapan berikutnya setelah dinyatakan lulus tahap II, saya diwajibkan mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan (fit and proper test) berupa penyusunan bahan materi presentasi atas makalah yang telah saya susun, dan penulisan Statement of Purpose (SoP) yang selesai saya tulis hanya dalam waktu beberapa jam, di dalam kamar sebuah hotel di Kota Tasikmalaya karena saat itu saya sedang melaksanakan kegiatan supervisi pelaksanaan tugas KPPN Tasikmalaya. Tanggal 19 Oktober tepatnya, saya mengirimkan naskah SoP dan materi presentasi melalui surat elektronik kepada panitia seleksi di Kantor Pusat DJPb.

Pada tanggal 3 s.d. 8 Desember 2023, saya ditugaskan mengikuti Pelatihan Teknis Penguatan Karakter Kementerian Keuangan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai (Pusdiklat BC), Rawamangun, Jakarta Timur. Selama sekitar enam hari saya dan puluhan peserta lain dari seluruh unit Kementerian Keuangan yang juga berstatus talenta digembleng dengan berbagai materi dari tim Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, tim Bea dan Cukai, serta jajaran pemimpin-pemimpin inspiratif lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan.

Selama enam hari kami menempati sebuah barak, dilarang menghubungi keluarga dan mengakses gawai. Seluruh gawai disita oleh panitia dari Pusdiklat BC agar kami bisa fokus menerima dan mempraktikkan materi. Kami juga diwajibkan bangun setiap menjelang Subuh kemudian mengikuti berbagai rangkaian kegiatan sepanjang hari, tiada henti—kecuali hanya untuk Salat Zuhur/Jumat dan Asar. Saya tidak main-main, kami benar-benar digembleng dari sejak pukul 5 pagi selalu mengikuti olah raga pagi yang lumayan berat jika tidak terbiasa (push ups, sit ups, jumping jacks, senam senjata, dan sebagainya). Selain itu kami juga harus rela berpanas-panasan mengikuti materi baris-berbaris sambil membopong senapan laras panjang semi-otomatis berjenis Valmet M76W dengan berat sekitar 4 kilogram dan berstatus aktif. Kami juga mendapatkan pelatihan bongkar-pasang senjata api dengan mata tertutup, serta penggunaan senjata api jenis pistol—termasuk menembak ke sasaran. Tak lupa kami juga menerapkan Peraturan Urusan Dinas Dalam yang sudah biasa diterapkan di kalangan militer. Secara bergantian kami semua mendapatkan giliran menjaga barak mulai tengah malam hingga pagi hari dengan masing-masing sesi berdurasi satu jam. Siklus ini berlangsung setiap hari mulai selepas subuh hingga tengah malam. Meskipun sangat melelahkan dan kurang tidur, namun bagi saya ini benar-benar pengalaman yang luar biasa berkesan. Hasilnya, selain mendapatkan banyak sekali ilmu dan inspirasi—khususnya terkait kedisiplinan, kepemimpinan, dan jiwa korsa—saya juga sukses menurunkan sedikit berat badan dan kulit 'terbakar' matahari.

Selepas mengikuti pelatihan teknis di Pusdiklat BC, saya diwajibkan memberikan presentasi terkait nilai-nilai yang saya terima selama mengikuti pelatihan kepada rekan-rekan kerja di Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat. Tanggal 19 Desember 2023, bertempat di ruang pertemuan Museum Perbendaharaan, saya memberikan presentasi nilai-nilai kepemimpinan, berdasarkan perspektif pribadi dan pengalaman. Anda dapat mengunduh materi Presentasi Nilai-Nilai Kepemimpinan saya melalui tautan berikut:

Materi Presentasi Nilai-Nilai Kepemimpinan Arisandy Joan Hardiputra 

Berikutnya saya dijadwalkan memberikan presentasi dan wawancara di hadapan dua orang Penguji—Pejabat Pengawas—dari unit kerja di Kantor Pusat DJPb pada tanggal 31 Januari 2024. Alhamdulillah, lagi-lagi saya mendapatkan dua orang Penguji yang ramah, kooperatif, dan kompeten, yaitu Bapak Aryo Pinandhito Birowo, Kepala Seksi Hubungan Kelembagaan Eksternal pada Subdirektorat Kebijakan Investasi dan Hubungan Kelembagaan, Direktorat Sistem Manajemen Investasi; dan Ibu Risa Rahajeng, Kepala Seksi Dukungan Implementasi Standar Akuntansi Lingkungan Pemerintah Pusat pada Subdirektorat Standar Akuntansi Pemerintahan, Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Jadwal presentasi dan wawancara yang dijadwalkan berlangsung selama 60 menit, tak terasa berjalan hingga dua jam berkat diskusi yang menarik, inspiratif, dan memberikan banyak tambahan ilmu bagi saya. Seandainya diteruskan lebih lama lagi, saya juga pasti tidak akan keberatan.

Klik tautan di bawah untuk mengunduh materi presentasi saya:



Judul Presentasi Peran RCE & FA - Arisandy Joan Hardiputra



Jumat Berkah, Tanggal 8 Maret 2024

Setelah meninggalkan ruangan atasan, saya bergegas kembali duduk di kursi meja kerja saya. Perasaan saya bercampur aduk. Perasaan ini hampir sama dengan yang saya rasakan saat mendapatkan kabar kepindahan tugas saya dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Banda Aceh ke KPPN Surabaya II, awal tahun 2018 lalu—sedih, terkejut, bangga, gembira, bercampur menjadi satu.

Tulisan terkait: Dari Abang Kembali Menjadi Mas

Ready Now. Tulisan itu tercantum dalam nota dinas yang saya terima melalui aplikasi persuratan otomatis yang kami gunakan di lingkungan Kementerian Keuangan. Segera saya screenshoot dan kirimkan kepada istri melalui aplikasi pengiriman pesan instan. Balasan pertama yang saya dapat adalah emotikon orang menangis seperti ini:😭. Tak perlu kata-kata apapun, saya memahami perasaan istri yang hampir sama seperti saya. Tapi emotikon itu cenderung menggambarkan perasaan leganya setelah mendampingi saya melalui proses manajemen talenta yang cukup lama, kompleks, dan bisa dibilang dramatis. Beberapa kali tahapan presentasi dan wawancara saya harus ditunda. Awalnya dijadwalkan bulan November 2023, kemudian dijadwalkan ulang hingga sekitar sembilan kali, dan akhirnya dilaksanakan pada hari terakhir Januari 2024. Jadi di saat mayoritas rekan-rekan talent yang lain sudah mendapatkan kepastian kelulusan, saya masih harus menjalani proses wawancara yang entah kapan. Jadi ya, emotikon itu cukup untuk menggambarkan kelegaan hati dan pikiran istri saya.

Ready Now Hasil Evaluasi Manajemen Talenta - Arisandy Joan Hardiputra

Benar-benar Jumat berkah. Pas pula di tanggal 8, angka keramat bagi saya yang juga dilahirkan tanggal 8 dan memiliki nama depan yang terdiri atas 8 huruf. Jika dijumlahkan setiap angka di tahun 2024 (2+0+2+4), maka hasilnya juga 8. Mungkin hanya kebetulan semata, entahlah. Yang jelas hari itu, saya banyak berdiskusi dengan istri.

"Selanjutnya gimana?" Tanya istri saya.

"Tinggal nunggu Surat Keputusan Promosi dari Kantor Pusat. Semoga dapat tempat yang aman, jadi kamu dan anak-anak bisa ikut," jawab saya. "Mulai sekarang, nikmati aja momennya sambil nyiapin apa yang perlu dibawa atau diurus waktu pindahan."

"Aamiin! Gak ada yang gak mungkin bagi Allah, asal kita minta dengan tulus."

Semenjak hari itu hingga saat tulisan ini diterbitkan, obrolan kami masih terselip pembahasan tentang promosi dan kepindahan tempat tugas yang baru. Maklum saja, DJPb memiliki unit-unit vertikal di seluruh penjuru nusantara, ibarat lagu, dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai Pulau Rote. Wilayah Sabang masuk ke dalam wilayah kerja KPPN Banda Aceh, Merauke memiliki KPPN-nya sendiri. Miangas di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara masuk wilayah kerja KPPN Bitung, dan Pulau Rote di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah wilayah kerja KPPN Kupang. Namun kami tetap berharap ditempatkan di wilayah sesuai preferensi yang saya pilih.

Saat ini kami masih ingin menikmati momen saat ini, di Kota Bandung. Terus terang, saya belum puas menikmati sejuk dan romantisnya kota ini, meskipun hampir setiap hari harus berkelut dengan kemacetan lalu lintasnya. Masih banyak bagian dari "kota kembang" yang belum kami jelajahi. Saat tulisan ini dipublikasikan, saya dan keluarga baru 1,5 tahun tinggal di Kota Bandung. 

Saya masih akan selalu memberikan upaya terbaik saya di setiap pekerjaan, istri pun masih selalu disibukkan dengan kegiatan di rumah, dan mengurus keperluan pendidikan anak-anak di sekolah. Karena bagaimanapun, di mana pun, kami ingin meninggalkan setiap kota yang pernah kami tinggali dengan kesan terbaik, karena pada akhirnya, tak ada yang lebih penting selain nilai-nilai baik yang telah kita wariskan kepada sahabat-sahabat, rekan-rekan kerja, atasan, dan masyarakat yang pernah berinteraksi dengan kita dan keluarga kita.

Saya masih berharap dan selalu berdoa agar nantinya dipromosikan ke tempat yang baik, lingkungan yang saling mendukung dalam kebaikan dan perkembangan pribadi dan orang lain, rekan-rekan kerja yang sama-sama memiliki growth mindset dan selalu ingin memberikan hasil karya terbaiknya— seperti saya. Aamiin!

Di mana pun itu, kapan pun itu. Saya selalu mengingat kata-kata istri saya yang selalu berhasil memberikan semangat selama menjalani proses manajemen talenta:

"Sesuatu hal yang sudah menjadi takdirmu, tidak akan pernah melewatkanmu."

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

27 Oktober: Hari Blogger Nasional

Pengalaman Liburan ke Ancol dan Menginap di Discovery Hotel and Convention