Tahun Baru = Harapan Baru = Mental Baru
Selamat tahun baru 2016!
Mungkin tulisan ini terlambat tapi setidaknya masih dibuat dalam pekan pertama di tahun 2016.
Apa
kegiatan Anda "merayakan" pergantian tahun lalu? Apapun itu, semoga
Anda melewatkan malam pergantian tahun dengan kegiatan-kegiatan yang
positif dan bisa membangun semangat baru. Kalau saya, menghabiskan
setengah hari bersama keluarga mengunjungi Taman Hewan Pematangsiantar.
Melihat ekspresi kegirangan putri saya saat melihat dan berinteraksi
dengan hewan-hewan di sana, sungguh tak ternilai. Itu adalah kebahagiaan
sejati bagi saya. Tapi tulisan ini dibuat bukan sebagai diary tentang aktivitas saya, melainkan sebagai bahan renungan dan (semoga) menginspirasi.
Seperti
biasa, saat pergantian tahun, pasti Anda tak asing dengan kata
'Resolusi'. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Resolusi
diartikan sebagai Putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan
atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang);
Pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.
Setiap orang tentunya memiliki resolusi masing-masing untuk diwujudkan
dalam jangka waktu 12 bulan. Kata yang perlu mendapat
perhatian dari definisi di atas tentunya adalah 'Tuntutan'. Artinya,
resolusi tak hanya sekedar kiasan atau tujuan, melainkan lebih ke
bagaimana dan usaha seperti apa yang kita lakukan untuk mewujudkannya,
itulah kenapa resolusi memiliki masa kadaluwarsa dan dibatasi masa
capainya hingga setahun. Jika lewat dari itu, dan Anda belum juga
berhasil mewujudkan resolusi, berarti Anda gagal. Namun tentunya,
resolusi yang baik bisa diulang kembali, namun hanya bisa dikatakan
berhasil jika lain waktu Anda berusaha lebih keras dari tahun
sebelumnya. Seperti misalnya, Anda yang menyusun resolusi untuk
membentuk tubuh ideal atau mengecilkan perut buncit, meski gagal di
tahun pertama, tapi setidaknya ada kemajuan. Dan tujuan itu bisa dicapai
di tahun berikutnya, tentunya dengan usaha lebih keras dan komitmen
yang lebih kuat.
Tahun
ini, resolusi pribadi saya adalah mengajak istri dan putri saya
berlibur ke minimal satu tempat yang belum pernah kami kunjungi. Untuk
tujuan awal, sepertinya Pulau Lombok bisa menjadi prioritas, mengingat
saya masih memiliki 'utang' bulan madu yang belum terlunasi kepada istri
karena dia sangat ingin pergi ke sana. Tahap awal, saat ini saya sedang
mengumpulkan berbagai referensi mengenai wisata Pulau Lombok.
Salah satu strategi penting untuk mewujudkan resolusi adalah dengan membaginya kepada orang lain atau mempublikasikannya, sehingga jika Anda merasa lelah dan berpikir untuk menyerah dalam mewujudkannya, orang lain bisa mengingatkan dan memberikan motivasi kembali. Dengan cara ini, resolusi bukan hanya sekedar angan, melainkan tuntutan yang harus dipenuhi. Dengan membiarkan orang lain tahu, ada semacam tanggung jawab moral untuk memegang komitmen.
Tak hanya resolusi, di tahun baru diharapkan timbul semangat baru untuk menjalani hidup. Jika boleh meminjam istilah gerakan pemerintahan Kabinet Kerja (Indonesia Hebat), Revolusi Mental. Berarti adanya perubahan signifikan terhadap paradigma (pola pikir/cara pandang) dan attitude (tingkah laku) menjadi positif dan lebih produktif. Sudah cukup kita dijejali dengan berbagai paradigma dan dogma yang sudah usang. Zaman semakin berubah, sudah saatnya pola pikir dan pola didik lama diperbaharui. Dunia pendidikan seharusnya lebih banyak mendidik generasi muda untuk lebih kreatif, inovatif, bermoral, serta percaya diri, alih-alih memprioritaskan nilai-nilai akademis dan menekan. Tak perlu muluk-muluk mau mengubah dunia, cukup ubah kebiasaan diri dulu dari hal-hal yang sederhana, seperti mengantri dengan tertib, lebih santun di jalanan, dan hal-hal lain yang intinya adalah menghargai orang lain.
Pun demikian dengan diri sendiri, sudah sepatutnya kita meningkatkan value (nilai) diri, mulai dari pendidikan, karir, kehidupan sosial, hingga kesehatan dan gaya hidup. Bukan pendidikan tinggi atau kehidupan mewah yang saya maksudkan, tapi lebih kepada kemauan kita untuk terus belajar, memacu diri menjadi yang terbaik tanpa melupakan moral dan nurani. Lebih giat berolahraga atau setidaknya menambah aktivitas yang membuat tubuh kita berkeringat, mengkonsumsi makanan sehat, lebih giat dan efektif dalam bekerja, mengubah penampilan menjadi lebih dewasa dan bertanggungjawab, termasuk berperilaku baik, dan hal-hal positif lainnya yang sifatnya konstruktif.
Dengan komitmen kita untuk mewujudkan resolusi dan mengubah mental menjadi lebih baik, maka sudah sepatutnya kita memiliki harapan baru yang lebih baik pula. Sekali lagi, harapan baru ini setidaknya dimulai dari hal-hal kecil, yaitu diri sendiri dan keluarga. Harapan saya sendiri selain mewujudkan liburan impian istri, juga lebih sering menghabiskan waktu bermain di luar bersama putri kecil saya. Selain itu, saya juga masih berharap memiliki tubuh yang bukan hanya sehat, tapi juga ideal, menurunkan berat badan dan mengecilkan perut. Untuk karir, semoga terjadi peningkatan dalam etos kerja dan peningkatan rewards (penghasilan), termasuk bisa mengikuti kegiatan bimbingan teknis atau latihan yang menunjang karir.
Saya juga memiliki harapan untuk bangsa ini, semoga bangsa kita menjadi bangsa yang berhasil merevolusi mental, bangkit dari mental terjajah menjadi mental modern, kuat, inovatif, percaya diri, dan tentu saja bermoral baik. Hukum bisa ditegakkan, khususnya kepada koruptor dan pelaku kekerasan terhadap anak. Namun yang lebih kompleks, harapan untuk semesta, semoga tak ada lagi konflik yang menimbulkan korban, khususnya anak-anak. Tak ada lagi perang.
Tentu saja, semua harapan itu hanya bisa kita wujudkan bersama melalui kerja keras dan memegang teguh komitmen. Kita bisa membuat perubahan positif dan sebaiknya dimulai saat ini juga. Sudah saatnya bangsa kita menjadi bangsa yang maju,beradab, dan tentunya lebih dihormati oleh bangsa lain. Mari bersama merevolusi mental!
Selamat tahun baru.
Salah satu strategi penting untuk mewujudkan resolusi adalah dengan membaginya kepada orang lain atau mempublikasikannya, sehingga jika Anda merasa lelah dan berpikir untuk menyerah dalam mewujudkannya, orang lain bisa mengingatkan dan memberikan motivasi kembali. Dengan cara ini, resolusi bukan hanya sekedar angan, melainkan tuntutan yang harus dipenuhi. Dengan membiarkan orang lain tahu, ada semacam tanggung jawab moral untuk memegang komitmen.
Tak hanya resolusi, di tahun baru diharapkan timbul semangat baru untuk menjalani hidup. Jika boleh meminjam istilah gerakan pemerintahan Kabinet Kerja (Indonesia Hebat), Revolusi Mental. Berarti adanya perubahan signifikan terhadap paradigma (pola pikir/cara pandang) dan attitude (tingkah laku) menjadi positif dan lebih produktif. Sudah cukup kita dijejali dengan berbagai paradigma dan dogma yang sudah usang. Zaman semakin berubah, sudah saatnya pola pikir dan pola didik lama diperbaharui. Dunia pendidikan seharusnya lebih banyak mendidik generasi muda untuk lebih kreatif, inovatif, bermoral, serta percaya diri, alih-alih memprioritaskan nilai-nilai akademis dan menekan. Tak perlu muluk-muluk mau mengubah dunia, cukup ubah kebiasaan diri dulu dari hal-hal yang sederhana, seperti mengantri dengan tertib, lebih santun di jalanan, dan hal-hal lain yang intinya adalah menghargai orang lain.
Pun demikian dengan diri sendiri, sudah sepatutnya kita meningkatkan value (nilai) diri, mulai dari pendidikan, karir, kehidupan sosial, hingga kesehatan dan gaya hidup. Bukan pendidikan tinggi atau kehidupan mewah yang saya maksudkan, tapi lebih kepada kemauan kita untuk terus belajar, memacu diri menjadi yang terbaik tanpa melupakan moral dan nurani. Lebih giat berolahraga atau setidaknya menambah aktivitas yang membuat tubuh kita berkeringat, mengkonsumsi makanan sehat, lebih giat dan efektif dalam bekerja, mengubah penampilan menjadi lebih dewasa dan bertanggungjawab, termasuk berperilaku baik, dan hal-hal positif lainnya yang sifatnya konstruktif.
Dengan komitmen kita untuk mewujudkan resolusi dan mengubah mental menjadi lebih baik, maka sudah sepatutnya kita memiliki harapan baru yang lebih baik pula. Sekali lagi, harapan baru ini setidaknya dimulai dari hal-hal kecil, yaitu diri sendiri dan keluarga. Harapan saya sendiri selain mewujudkan liburan impian istri, juga lebih sering menghabiskan waktu bermain di luar bersama putri kecil saya. Selain itu, saya juga masih berharap memiliki tubuh yang bukan hanya sehat, tapi juga ideal, menurunkan berat badan dan mengecilkan perut. Untuk karir, semoga terjadi peningkatan dalam etos kerja dan peningkatan rewards (penghasilan), termasuk bisa mengikuti kegiatan bimbingan teknis atau latihan yang menunjang karir.
Saya juga memiliki harapan untuk bangsa ini, semoga bangsa kita menjadi bangsa yang berhasil merevolusi mental, bangkit dari mental terjajah menjadi mental modern, kuat, inovatif, percaya diri, dan tentu saja bermoral baik. Hukum bisa ditegakkan, khususnya kepada koruptor dan pelaku kekerasan terhadap anak. Namun yang lebih kompleks, harapan untuk semesta, semoga tak ada lagi konflik yang menimbulkan korban, khususnya anak-anak. Tak ada lagi perang.
Tentu saja, semua harapan itu hanya bisa kita wujudkan bersama melalui kerja keras dan memegang teguh komitmen. Kita bisa membuat perubahan positif dan sebaiknya dimulai saat ini juga. Sudah saatnya bangsa kita menjadi bangsa yang maju,beradab, dan tentunya lebih dihormati oleh bangsa lain. Mari bersama merevolusi mental!
Selamat tahun baru.
Komentar
Posting Komentar
Setiap bentuk penyalinan (copying) blog ini harus menyertakan link/URL asli dari Blog CECEN CORE.