Ultah Ke-21 Pasangan Saya & Peresmian NINJA OWNERS CLUB (NOC) MEDAN: BONEK, PERSEBAYA, Kawasaki Ninja, & Semua Yang Serba Hijau Di Kehidupan Saya


Ultah pasangan saya: Epi Friezta Dewi Hasibuan, BONITA MEDAN


“Untuk rekan-rekan BONEK seluruh jagad raya, juga rekan-rekan BONEK yang meregangkan nyawa atau terluka saat mendukung tim kebanggaan kita: PERSEBAYA. Tak ada pengorbanan yang sia-sia. Setiap darah yang tertumpah akan dibalas dengan prestasi yang gemilang. Mati satu tumbuh seribu, Patah tumbuh hilang berganti. Sampek tuwek, sampek elek, sampek matek tetep dukung PERSEBAYA!”
Logo PERSEBAYA 1927


Sejak saya menjadi semakin matang dalam usia, saya semakin menyadari bahwa esensi menjadi seorang pria bukanlah melulu tentang bentuk tubuh yang atletis, sikap cool dan pede, atau mengikuti lifestyle, melainkan bagaimana kita berani menjalin sebuah komitmen secara serius dan berusaha membahagiakan orang-orang terdekat kita, termasuk bagaimana kita harus berbesar hati terhadap kegemaran pasangan kita

Saya dilahirkan di Mojokerto, sebuah kota kecil di Provinsi Jawa Timur. Kedua orang tua saya berasal dari Surabaya. Layaknya masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya menggilai olahraga sepak bola, maka sebagai sebuah keluarga yang berdarah Jawa Timur, kami tinggal di lingkungan yang fanatik dan sangat menggilai sebuah klub besar dan legendaris: PERSEBAYA, sebuah klub besar sarat prestasi, dan memiliki kelompok supporter terbesar, terberani, dan terfanatik: BONEK-akronim dari BONDO NEKAD (MODAL NEKAD) karena dikenal atas keberanian mereka dalam mendukung PERSEBAYA, kapanpun dan dimanapun berada.

Bagi BONEK sejati, PERSEBAYA bermakna lebih dari sebuah klub sepak bola, tetapi merupakan gaya hidup. Bahkan secara ekstrim merupakan sebuah 'agama' dan ideologi yang merupakan harga mati. 'Harga Mati' disini diartikan secara harfiah. Seperti telah digariskan bahwa darah PANTANG MENYERAH telah mengalir di dalam nadi para BONEK umumnya dan arek-arek Suroboyo khususnya.

Dengan semangat BONEK, dibawah pekikan semangat sosok pemimpin yang juga seorang BONEK: Bung Tomo, mereka mati-matian mempertahankan kota Surabaya dari gempuran pasukan Belanda dan sekutunya (Inggris) dalam sebuah pertempuran besar bertajuk 'Pertempuran 10 November' yang terjadi tahun 1945 (hingga saat ini setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional). Di bawah gempuran meriam dan mortir, serta senapan para penjajah, arek-arek Suroboyo mati-matian mempertahankan kota kebanggaannya, hanya dengan bermodalkan nyali dan senjata tradisional berupa bambu runcing yang dibuat sendiri. Apa yang membuat arek-arek Suroboyo begitu nekad dan berani?  Sekali lagi saya katakan: NYALI.  Mungkin inilah yang tidak dimiliki oleh kelompok supporter lain.

"Adapun 'Arek' sendiri merupakan kekayaan kultur Jawa Timur yang memiliki karakteristik keras. Karakteristik keras itu lebih kepada sikap pantang menyerah, ngeyel, dan keteguhan mempertahankan pendapat serta prinsip sebagai wujud penghargaan tertinggi terhadap harga diri. Kultur 'Arek' ini juga mempunyai semangat juang tinggi, solidaritas kuat, dan terbuka terhadap perubahan". (Sofyan Cahyono, dalam blog berjudul: BONEK, Simbol Keberanian Arek Surabaya).

BONEK pula yang pertama kali mempopulerkan istilah supporter tandang, yaitu kelompok supporter yang mendukung PERSEBAYA di pertandingan tandang. Bahkan terkadang jumlah BONEK melebihi jumlah supporter tuan rumah (kandang). BONEK pernah menghijaukan Senayan dan menjadi kelompok supporter terbanyak yang turut mendukung tim nasional sepakbola Indonesia di balik atribut merah-putih yang dikenakan. BONEK juga satu-satunya kelompok supporter di Indonesia yang pernah menumpang kapal perang TNI AL untuk kembali ke Surabaya, terlepas dari konsekuensi dan sebab negatif yang ditimpakan pada mereka.

Semasa kecil, ayah pernah mengajak saya dan mas (kakak lelaki/abang) saya menonton pertandingan PERSEBAYA di stadion kebanggaan masyarakat Surabaya: Gelora 10 November Surabaya.  Saat itu mungkin usia saya baru enam atau tujuh tahun. Saya belum begitu memahami arti sebuah pertandingan sepak bola. Saya hanya asyik menyaksikan ribuan orang berbaju hijau memadati stadion. Saya juga lebih senang menghabiskan isi kantong ayah saya dengan membeli jajanan dari para pedagang asongan keliling di dalam stadion. Tahun demi tahun berlalu, kini saya, mas, dan adik lelaki saya tumbuh dewasa dan kami mewarisi darah BONEK yang mengalir dari ayah saya. Layaknya seorang BONEK, dimanapun kami berada, kami akan selalu mendukung ‘ideologi’ kami: PERSEBAYA.

Sejak pertengahan tahun 2003, saya berdomisili dan bekerja di Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara, yang juga merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Walaupun begitu, atribut BONEK tak pernah saya tinggalkan. Bahkan, saat PERSEBAYA bertanding di Medan melawan tuan rumah PSMS, saya juga turut mendukung langsung di Stadion Teladan dengan mengenakan atribut BONEK.

Bagi saya, Kota Medan dan Surabaya mirip dan tak banyak berbeda. Dari segi masyarakat, sama-sama berkarakter keras dan ngeyel. Cuaca juga tak jauh berbeda-panas menyengat. Tim sepakbola kebanggaan kedua kota juga sama-sama berwarna hijau. Mungkin hanya berbeda dari segi bahasa dan infrastruktur kota. Selain itu, satu hal yang membuat saya nyaman mem-BONEK di kota Medan adalah kelompok supporter PSMS (SMeCK Hooligan dan KAMPAK FC) yang menerima BONEK dengan tangan terbuka dan welcome.

Setiap pertandingan PERSEBAYA di televisi tak pernah saya lewatkan. Bahkan setiap ada kesempatan, saya bersama rekan-rekan BONEK MEDAN (BONDAN) selalu mendukung langsung PERSEBAYA saat bertanding di Kota Medan atau sekitarnya: Melawan Bintang Medan dan PSMS di Stadion Teladan (Medan), dan melawan Medan Chiefs di Stadion Baharoeddin Siregar (Lubuk Pakam).

Nama besar BONEK dan PERSEBAYA juga ternyata menarik perhatian kelompok supporter PSMS, Bintang Medan, dan Medan Chiefs karena setiap kali saya datang ke stadion, saya menjadi pusat perhatian. Bahkan beberapa orang meminta atribut BONEK yang saya kenakan, termasuk anak-anak kecil yang terkesan memaksa saya menyerahkan baju atau syal BONEK saya untuk mereka jadikan kenang-kenangan. Saat ini saya memiliki koleksi 3 (tiga) buah baju BONEK, 2 (dua) jersey home PERSEBAYA 1927 (saat berlaga di ISL tahun 2009 dan LPI tahun 2011), satu celana pendek PERSEBAYA, dan 1 syal BONEK, serta berbagai macam aksesoris BONEK dan PERSEBAYA seperti gantungan kunci dan stiker.
Cecen, BONEK di Stadion Baharoeddin Siregar
Saya mem-BONEK di Stadion Baharoeddin Siregar—kandang Medan Chiefs—saat laga LPI tanggal 3 April 2011. Tuan rumah & PERSEBAYA berbagi skor imbang tanpa gol

Kegemaran saya terhadap PERSEBAYA ternyata menular juga kepada pasangan saya, Epi Friesta Dewi Hasibuan. Seperti telah ditakdirkan bertemu, pasangan saya ini sebelumnya juga telah menggilai warna hijau, walaupun dia sebenarnya bukan penggila olahraga sepak bola. Namun, karena seringnya doi menemani saya saat mendukung PERSEBAYA, baik di televisi maupun secara langsung, akhirnya pasangan saya pun tak asing lagi dengan PERSEBAYA dan BONEK.

Meski berdarah Batak, doi menjadi BONITA (BONEK WANITA) Medan. Malahan, dia mengidolakan salah seorang pemain PERSEBAYA: TaufiqSegala hal dan berita tentang gelandang PERSEBAYA bernomor punggung 8 tak mau doi lewatkan. Bahkan saat mendukung langsung PERSEBAYA di stadion, kami selalu menempati tribun VIP supaya bisa lebih menikmati pertandingan (bagi pasangan saya, tribun VIP juga berarti bisa puas menyaksikan atlet idolanya beraksi). Doi akan berteriak histeris saat Taufiq membalas lambaian tangannya atau tersenyum padanya. Seperti yang saya tuliskan di awal blog, sebagai seorang pria dewasa yang menjadi pasangannya, saya harus berbesar hati, termasuk saat pasangan saya bertelepon atau saling berkirim SMS dengan Taufiq. Lagipula, siapa yang tak bangga memiliki pasangan yang memiliki akses langsung ke pemain PERSEBAYA sekaligus pemain timnas?!

Cecen Core & Otavio Dutra
Saya berfoto bersama Otavio Dutra—Defender PERSEBAYA—saat laga IPL, 27 Nopember 2011: PSMS (1) vs PERSEBAYA (2)

Endra Prasetya & Cecen Core
Foto bareng Endra Prasetya—penjaga gawang PERSEBAYA—seusai laga melawan tuan rumah PSMS Medan
Epi Friezta Dewi Hasibuan & Otavio Dutra
Pasangan saya dan Otavio Dutra

Endra Prasetya & Epi Friezta Dewi Hasibuan
Endra Prasetya dan pasangan saya

Tanggal 10 Maret 2012 lalu menjadi hari ultah pasangan saya ke-21. Seperti hari ultah doi sebelumnya, saya menyiapkan surprise dari jauh hari.  Kali ini saya menentukan sendiri tema kejutan tahun ini yaitu: Serba Hijau. Saya memesan dua buah jersey home asli PERSEBAYA dengan nomor 10 dan nama punggung FRIEZTA untuk dijadikan kado, serta nomor 23 atas nama GEGEN untuk mas saya (lahir tanggal 23 Mei 1981). Saat itu bertepatan saat PERSEBAYA akan melawan musuh bebuyutannya, Arema, di stadion Gelora Bung Tomo (GBT)—kandang baru PERSEBAYA, tanggal 4 Maret 2012, dalam duel tensi tinggi dan sarat gengsi bertajuk DERBY JATIM (Derby: Pertandingan yang mempertemukan dua tim dalam satu kota atau satu wilayah). Laga ini merupakan rangkaian pertandingan resmi kompetisi Indonesian Premiere League (IPL) musim 2011-2012.

Saya menitipkan jersey atas nama pasangan dan mas saya kepada Cak DumasKoordinator BONDAN (BONEK MEDAN)—untuk dibawa ke Surabaya dan ditandatangani oleh Taufiq (gelandang), Andik Vermansyah (penyerang), Otavio Dutra (pemain belakang), Endra Prasetya (penjaga gawang), dan pemain PERSEBAYA lainnya. Kebetulan Cak Dumas sendiri akan menyaksikan laga Derby Jatim langsung di stadion GBT. Bahkan, saya juga membeli sendiri spidol permanen yang akan digunakan untuk menandatangani jersey kado tersebut. Saya memilih spidol permanen yang kualitasnya bagus supaya tidak hilang saat dicuci. Tak lupa, saya mencetak surat permintaan khusus yang saya tulis untuk Taufiq agar bersedia menandatangani jersey tersebut (walaupun saya yakin, Taufiq sebenarnya mau menandatangani tanpa surat, apalagi sebelumnya Taufiq telah mengenal pasangan saya melalui telepon dan SMS. Surat itu hanya sebagai bentuk formalitas). Surat itu saya cetak berwarna dan saya tempelkan di selembar karton warna hijau dengan menggunakan double tape agar tidak rusak/lecek.
Surat Cecen untuk Taufiq PERSEBAYA
Inilah surat yang saya tulis untuk Taufiq

Selain melalui surat, saya juga meminta kepada Taufiq melalui SMS agar bersedia menandatangani jersey kado tersebut, sekaligus memberinya semangat saat menghadapi Arema: PANTANG KALAH LAWAN AREMA! Walaupun berstatus sebagai pemain besar, Taufiq ternyata tetap ramah membalas SMS saya. Bahkan dia juga berbincang dengan saya melalui telepon saat menandatangani jersey tersebut selepas latihan. Alhamdulillah, di depan sekitar 54 ribu BONEK yang memadati stadion GBT (termasuk mas saya), PERSEBAYA berhasil mempermalukan Arema dengan skor 2:1. Bukan hanya menang, PERSEBAYA juga mendominasi permainan dan membuktikan bahwa BAJUL IJO (BUAYA HIJAU) tetap tim terbaik dengan kualitas permainan yang juga lebih bagus. Arema pun baru bisa mencetak skor saat perpanjangan waktu babak II menjelang pertandingan berakhir. Dua gol PERSEBAYA dicetak oleh Feri Ariawan dan Otavio Dutra. Sedangkan gol balasan Arema dicetak oleh..... ah, GAK PENTING!

Taufiq PERSEBAYA & Cak Dumas
Taufiq & Cak Dumas saat menandatangani jersey kado ultah pasangan saya

Sambil menunggu Cak Dumas kembali ke kota Medan, saya menyiapkan kejutan untuk pasangan saya. Saya memesan kue ultah berupa tart cake istimewa yang saya pesan khusus dengan balutan krim berwarna hijau, lalu kertas kado yang juga berwarna hijau. Rabu sore, 7 Maret 2012—sehari menjelang ultah pasangan, saya bertemu Cak Dumas di McDonald’s ring road kota Medan untuk mengambil kembali jersey kado tersebut. Setelah jersey yang bertandatangan para pemain PERSEBAYA saya terima kembali, keesokan hari saya membawa jersey atas nama pasangan saya ke kantor untuk dibungkus. Untuk membungkus kado, saya meminta bantuan Ibu Mesra dan Ibu Meilina—rekan kerja saya—yang membungkus kado dengan bentuk kemeja warna hijau.

Kue ulang tahun Epi Friezta Dewi Hasibuan

Keesokan hari, 10 Maret 2012. Saat itu bukan hanya bertepatan dengan hari ultah pasangan saya ke-21, tetapi pasangan saya juga harus menempuh sidang skripsi pagi harinya. Alhamdulillah, tengah hari saya mendapat kabar bahwa pasangan saya lulus kuliah dengan nilai baik dan berhak menyandang gelar Sarjana Hukum. Bahkan dosennya memuji kecerdasannya dan menyarankan untuk segera melanjutkan studi ke jenjang Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum.

Malam hari, saya merayakan ultah dan kelulusan pasangan di rumah doi beserta beberapa anggota keluarga besarnya. Perayaan yang sederhana namun sarat makna karena pasangan saya berhasil membuktikan bahwa dirinya benar-benar mampu menjadi seorang wanita dewasa dan mewujudkan harapan kedua orang tuanya. Bahkan saat itu keluarga besarnya juga menyadari tema yang saya usung: Serba Hijau. Saya mengenakan jersey PERSEBAYA 1927 LPI warna hijau, kue ultah dengan balutan warna hijau, dan kertas kado warna hijau.  Bahkan seorang anggota keluarga menduga bahwa isi kado dari saya tak jauh-jauh dari atribut BONEK.  Benar saja, saat dibuka, jersey asli PERSEBAYA warna hijau memecahkan tawa diantara kami. Tapi saat dibuka, suara tawa berubah menjadi kekaguman karena jersey tersebut bernomor punggung 10 (tanggal kelahiran pasangan saya) dan bernama punggung FRIEZTA, dilengkapi dengan tanda tangan asli tiga orang pemain PERSEBAYA: Taufiq, Otavio Dutra, dan Endra Prasetya. Sayangnya Andik Vermansyah sedang menjalani laga bersama timnas U-19 di Brunei Darussalam di turnamen Hassanal Bolkiah Trophy, sehingga tak turut menandatangani. Meskipun begitu, saya yakin kado tersebut sudah merupakan surprise untuk pasangan saya. Malam harinya, tak lupa pasangan saya berterimakasih kepada idolanya.

“Selamat atas kelulusannya dan selamat ulang tahun juga, Sayang! Semoga ilmu yang didapat bisa dipergunakan dan bermanfaat untuk memajukan sistem peradilan dan hukum di negara kita.  Semoga selalu menjadi wanita yang sabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupan, serta selalu diberikan Allah SWT yang terbaik.  Aamiin!”
Epi Friezta Dewi Hasibuan



Terima kasih kepada:
  1. Cak DumasKoordinator BONDAN;
  2. Ibu Mesra & Ibu Meilina;
  3. Para pemain PERSEBAYA (khususnya Taufiq);
  4. Rekan-rekan BONEK dimanapun berada;
  5. Spesial untuk pasangan saya dan keluarga.

“S1Nyal (Salam 1 Nyali)... WANI tanpa anarki!”

BONEK Cecen Core & BONITA Epi Friezta Dewi Hasibuan

BONITA Epi Friezta Dewi Hasibuan & BONEK Cecen Core


Epi Friezta Dewi Hasibuan & Cecen Core, BONITA & BONEK Medan

Baca juga peringatan ulang tahun pasangan saya ke-20 (tahun 2011 lalu) di blog saya berikut:

Musik Metal: Di Balik Sensasi dan Kontroversinya.


Peresmian NINJA OWNERS CLUB (NOC) MEDAN


Acara peresmian NOC MEDAN dilaksanakan tanggal 18 Maret 2012 bertempat di Beer House; Candi Seafood Resto & Bakery, yang berlokasi di jalan Candi Mendut Nomor 5, kota Medan. Acara yang berkonsep sederhana namun penuh keakraban ini berlangsung meriah, dengan mengundang perwakilan dari klub-klub motor di kota Medan dan Binjai, yaitu: Ninja Medan Community (NMC), Kawasaki Motor Club (KMC) BinjaiCBR Club Medan, BLACK Motor Community (BMC) Medan, Kawasaki Ninja Motor Club (Kanimocu) Medan, dan Kumpulan Ninja Anak Bikers (Ku_NAB) Kota Binjai. Tak lupa kami juga mengajak mekanik tim NOC MEDAN, Pak Su, dari bengkel HDS Racing, dan sahabat-sahabat lama yang merupakan senior, diantaranya Bro Denni Arman, Bro Susilo 'Ilok' Juniar, Bro Rio Dalimunthe, dan lainnya.

Undangan bernomor S-001/NOC_MEDAN/2012 tertanggal 9 Maret 2012 kami antar langsung kepada para tamu melalui beberapa sesi. Dimulai saat hari Rabu, 14 Maret 2012. Saya, Bro Rifai 'Dodol' (Ketua NOC MEDAN), Bro Steven (Asisten Sekretaris Bidang Humas NOC MEDAN), dan Bro Pendi (Koordinator Bidang Humas NOC MEDAN), mengantar langsung undangan ke kota Binjai. Malam itu, kami disambut dengan ramah oleh Bro Ayub (Ketua KMC Binjai), dan Bro Yudi dari Ku-NAB Kota Binjai. Momen ini kami gunakan untuk nongkrong bareng sekaligus berdiskusi mengenai klub masing-masing. Hingga menjelang tengah malam, kami berempat pun kembali ke kota Medan. Saya pribadi sepulang dari kantor saat itu belum kembali ke rumah dan langsung menuju ke warung Bro Dodol sebelum mengantar undangan ke kota Binjai. Jadi, badan terasa capek dan tidak nyaman karena masih mengenakan setelan formal (pakaian kerja).

Undangan untuk rekan-rekan CBR Club Medan diserahkan sendiri oleh Bro Dodol dengan pertimbangan jarak yang dekat dengan rumah Bro Dodol dan keterbatasan waktu.

Jumat malam, 16 Maret 2012. NOC MEDAN mengantar undangan sekaligus bersilaturahmi kepada rekan-rekan BMC Medan di basis kopdar mereka, yaitu di kawasan ring road kota Medan. Kami disambut dengan hangat oleh rekan-rekan BMC Medan. Setelahnya, perjalanan kami lanjutkan menuju lapangan De Futsal di jalan STM, dimana rekan-rekan NMC akan melangsungkan sparing futsal bersama rekan-rekan Kanimocu Medan pukul 23.00 WIB. Namun ternyata, hingga jadwal futsal selesai, rekan-rekan Kanimocu Medan tidak jadi hadir ke lapangan dikarenakan di saat bersamaan mereka sedang melangsungkan musyawarah besar di sekretariat. Setelah menunggu hingga pukul 02.00 WIB, akhirnya diputuskan Bro Dodol dan Bro Steven akan mengantar langsung undangan kepada rekan-rekan Kanimocu Medan.
-
Minggu, 18 Maret 2012. Saya dan rekan-rekan NOC MEDAN beserta beberapa sahabat telah stand by di tempat acara sejak pukul 16.00 WIB untuk mempersiapkan segala sesuatu, dari mulai membersihkan tempat, menata meja dan kursi, dekorasi, hingga mempersiapkan segala jamuan yang terdiri dari buah-buahan, sirup, kue-kue, bir, minuman ringan, dan yang spesial: cake yang dibuat khusus sesuai logo NOC MEDAN.

Cake NOC MEDAN
Cake untuk peresmian NOC MEDAN

Sekitar pukul 20.30 WIB, tamu undangan pertama datang, yaitu rekan-rekan BMC Medan yang diwakili oleh 7 (tujuh) orang anggotanya, dipimpin langsung oleh Bro Dwija Rianta Ginting selaku Ketua BMC Medan. Tak lama berselang, menyusul rekan-rekan dari NMC (7 orang), CBR Club Medan (6 orang), dan rekan-rekan dari KMC Binjai yang datang langsung dari kota Binjai (6 orang). Sedangkan 2 (dua) klub undangan dikarenakan suatu hal tidak bisa menghadiri acara, yaitu Kanimocu Medan dan Ku-NAB Kota Binjai.

Berikut adalah daftar nama dari perwakilan para tamu undangan dan sahabat-sahabat NOC MEDAN yang hadir di acara launching NOC MEDAN: 

  1. BMC: Bro Dwija Rianta Ginting (Ketua), Ryan Pramana, Hendra Azzura, Azry, Rusdi, Aji, dan Sis Nisa; 
  2. NMC: Bro Eko, Rejiv, Sony, Hery, Yofan, Bagus, dan Imam; 
  3. CBR Club Medan: Bro Alvy (#16 -Ketua), Hen’s (#88), Freddy (#2), Aulia (#10), Rizky (#24) , dan Sis Clara;
  4. KMC Binjai: Bro Ayub (Ketua), A'an, Heri ‘Gondrong’, Dika, Deden, & Rocky;
  5. Sahabat-sahabat NOC MEDAN: Bro Rio & istri (Khairatna Bayu), Denni Arman, Susilo 'Ilok' Juniar & istri (Kak Neli), Sis Vita, Sis Natalie, Bro Tito, Pay, Nyak, Kamsa, Indra ‘Lemot’, Sis Kiki, dan Sis Ika.

Sedangkan Pak Su selaku mekanik bengkel HDS Racing tidak bisa menghadiri acara malam itu dikarenakan ada acara keluarga. Tapi tak lupa beliau menyempatkan diri mengucapkan selamat atas peresmian NOC MEDAN melalui telepon.

Acara formal dibuka mulai pukul 22.30 WIB, 2,5 jam lebih lama dari rencana awal pukul 20.00 WIB. Saya sendiri menjadi moderator dan selaku pemimpin acara. Adapun susunan acara malam itu dimulai dengan sambutan dari Ketua NOC MEDAN selaku perwakilan dari tuan rumah. Bro Dodol mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan dan sahabat-sahabat NOC MEDAN sekaligus meminta restu atas berdirinya NOC MEDAN sebagai klub motor yang baru. Bro Dodol berharap klub-klub motor yang telah ada tidak menganggap NOC MEDAN sebagai kompetitor, melainkan sebagai sahabat dan partner baru. Selain itu, Bro Dodol juga mengharapkan bimbingan dari rekan-rekan klub motor, khususnya dari tamu undangan, mengingat NOC MEDAN adalah klub baru yang masih dan akan terus belajar menjadi lebih baik.

Selanjutnya sambutan dari perwakilan CBR Club Medan yang disampaikan oleh Ketuanya, Bro Alvy. Bro Alvy mengapresiasi NOC MEDAN. Walaupun NOC MEDAN adalah klub motor yang baru, namun terdiri dari bikers yang telah lama berkecimpung di dunia roda dua di kota Medan. Bro Alvy juga menyanjung Bro Dodol sebagai sahabat yang telah lama dikenalnya.
“Bro Dodol ini klubnya saja yang baru, tapi jam terbangnya sudah tinggi,” begitu ungkapnya yang langsung disambut dengan gelak tawa dan tepuk tangan meriah dari undangan yang hadir.

Sambutan dari BMC Medan diwakilkan kepada Bro Dwija Rianta Ginting yang juga Ketua BMC MedanBro Dwija atas nama BMC seluruh Indonesia mengucapkan selamat atas deklarasi NOC MEDAN, sekaligus memanjatkan doa dan harapannya agar NOC MEDAN tumbuh menjadi klub yang sukses dan bisa menjadi panutan bagi masyarakat dalam berlalu-lintas. Bro Dwija juga menggambarkan kondisi lalu lintas di kota Medan yang perlu ditertibkan. Semoga NOC MEDAN bersama BMC Medan dan klub motor yang lain bisa membantu terwujudnya lalu lintas yang tertib dan teratur.

Bro Eko mewakili NMC mengucapkan selamat bergabung untuk NOC MEDAN, sekaligus menyampaikan harapannya agar semua klub motor di kota Medan dan sekitarnya bisa menjalin sebuah persatuan dan persahabatan tanpa memandang label atau embel-embel dari klub itu sendiri, melainkan sebuah persahabatan dan loyalitas tanpa batas. Sebuah harapan positif yang langsung disambut oleh tepuk tangan meriah dari tamu undangan sebagai pertanda setuju dan sepakat.

Bro A’an dari KMC Binjai berpesan kepada semua klub motor yang hadir malam itu, khususnya kepada NOC MEDAN agar tetap menjaga persahabatan yang telah terjalin di antara klub-klub motor di kota Medan dan kota Binjai.

Selepas acara sambutan dari perwakilan masing-masing klub, saya selaku pemimpin acara dan moderator memperkenalkan satu-persatu para personil NOC MEDAN yang hadir malam itu.  Dimulai dari Ketua (Bro Dodol), Wakil Ketua (Bro Nalom), Bendahara (Bro Prabu), Sekretaris (Bro Cecen -saya sendiri), Asisten Sekretaris Bidang humas dan Media (Bro Steven), Koordinator Divisi Humas (Bro Fendi), dan anggota yang hadir (Bro Fariz dan Bro Ganda).


Perkenalan Struktur Kepengurusan NOC MEDAN
Saya (memegang kertas) memperkenalkan para pengurus dan anggota NOC MEDAN kepada para tamu

Acara selanjutnya merupakan acara puncak yang ditunggu-tunggu, yaitu pemotongan bersama cake berbentuk logo NOC MEDAN oleh Ketua NOC MEDAN dan perwakilan dari masing-masing klub undangan. Pemotongan bersama ini sebagai simbolisasi persatuan dan solidaritas antar klub yang hadir malam itu. Selain itu, dengan dipotongnya cake NOC MEDAN juga mewujudkan bahwa NOC MEDAN kini telah menyatu dengan klub-klub motor di kota Medan dan kota Binjai -khususnya klub-klub yang hadir malam itu- sebagai rekan sekaligus sahabat.

Pemotongan cake NOC MEDAN
Pemotongan bersama cake NOC MEDAN oleh perwakilan tuan rumah & tamu undangan. Kiri-kanan: Bro Dwija (BMC Medan), Bro Alvy (CBR Club Medan), Bro Eko (NMC Medan), Bro Dodol (NOC MEDAN), & Bro A'an (KMC Binjai)

Sisa malam itu dihabiskan dengan acara bebas yang berlangsung dalam suasana santai dan rileks. Suasana Beer House yang nyaman dan temaram seperti memberikan ketenangan bagi para tamu yang hadir malam itu. Hingga tak terasa, malam semakin larut. Para tamu undangan dan sahabat NOC MEDAN mulai berpamitan. Hingga pukul 01.00 WIB, semua tamu termasuk NOC MEDAN meninggalkan tempat berlangsungnya acara.

Saya selaku Sekretaris NOC MEDAN mewakili rekan-rekan dari NOC MEDAN memberikan apresiasi khusus dan terima kasih kepada rekan-rekan di bawah ini:

  1. Rekan-rekan NOC Indonesia (all region) atas dukungan yang tak henti-hentinya untuk NOC MEDANTruly Brotherhood from and for all region;
  2. Rekan-rekan saya di NOC MEDAN. Tetap jaga kekompakan, kebersamaan, dan kedewasaan kita. Jangan pernah menyerah untuk menjadi klub yang selalu berkembang, menjadi lebih baik dan postif dari waktu ke waktu;
  3. Rekan-rekan dari Ninja Medan Community;
  4. Rekan-rekan dari Kawasaki Motor Club Binjai. Saya pribadi ingin mengucapkan terima kasih kepada Bro A'an yang kini telah pulih dari kecelakaan yang menimpanya saat melakukan Touring Bedah Provinsi NAD Jilid II. Tak pernah ada kata menyerah untuk bangkit kembali, Saudaraku!
  5. Rekan-rekan dari BLACK Motor Community;
  6. Rekan-rekan dari CBR Club Medan;
  7. Para sahabat dari NOC MEDAN :
  • Bro Rio dan istri (Khairatna Bayu) yang telah banyak membantu secara langsung menjelang dan saat berlangsungnya acara. Semoga baby dalam kandungan sehat dan diberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses kelahirannya. Aamiin!
  • Sis Vita yang juga turut membantu langsung sebelum dan selama acara berlangsung;
  • Bro Susilo Juniar (Bang Ilok) dan istri (Kak Neli);
  • Bro Denni Arman. Partner in speed, brother in metal history;
  • Bro Tito; special guestNOC MEDAN always welcomes you;
  • Bro Pay;
  • Bro Nyak; “Udah nampak dari seleranya.”  Hehe...!!!;
  • Sis Natalie;
  • Bro Kamsa;
  • Bro Indra ‘Lemot’. Pulang tak diantar. Haha...!! Peace...!!!;
  • Sis Clara;
  • Sis Nisa;
  • Sis Kiki;
  • Sis Ika;
  • Tak lupa: Pak Su dan seluruh mekanik serta kru dari bengkel HDS Racing;
  • Kawasaki Ninja Indonesia (KNI), khususnya Bro Irwan Effendy;
  • Juga kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dan membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga acara peresmian (launchingNOC MEDAN berlangsung lancar, sukses, dan tertib. Keep brotherhood among us even better than before! In speed we meet, in corner we march.
Bagi Anda yang memiliki akun di Facebook, silahkan login dan klik tautan di bawah ini untuk melihat kumpulan foto acara Peresmian NOC MEDAN:

Album foto acara Peresmian (Launching) NOC MEDAN

NB: Blog ini juga saya tuliskan sebagai persembahan khusus sekaligus kado perpisahan untuk seorang rekan, sahabat, dan saudara saya sesama anggota tim Touring Bedah Provinsi NAD jilid I: Bro Dendek. Mantan anggota KMC Binjai yang kini merantau di ibukota, Jakarta. Semoga sukses dengan karir dan tercapai semua impian, Om! Kami selalu siap menyambutmu kembali.

Saya pribadi juga mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan nama atau penulisan yang tidak berkenan.



"Salam Brotherhood".


Sekretaris BONEK MEDAN,
Sekretaris NOC MEDAN,


Cecen Core


ARISANDY JOAN HARDIPUTRA / CECEN CORE
NOC.683

Komentar

  1. makasih buat persembahan blog-nya,Syg...gak tau mesti blg apa lg.Yang jelas,dek seneng untuk surprise dan semua yang mas berikan sampai saat ini.Semoga makin semangat lagi buat cari inspirasi untuk blog selanjutnya ya,Cin...dan selalu sayang kamu,Syg... :-*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yo, sama2, Cin!
      Makasih juga buat semangat & motivasinya.

      Hapus
  2. Keren bro..

    Jadi editor artikel NOC untuk Republika mau yaaah??

    Wkwkwkwkwkw..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Musti pake NOC#087 ya kalo komentar? Kenapa gak pake "Kumis" aja? Wkwkwk...!!!
      Boleh juga tuh kalo emang ilmu saya berguna untuk NOC
      ;-)

      Hapus
  3. .....
    Selamat buat Pak Doedoel dan rekan2 yg sudah berjuang habis2an membangun dan mengibatkan bendera NOC...
    Selamat dan sukses atas yg sudah di raih...
    mudah2an visi dan misi dpt tercapai sesuai yg di inginkan..
    Selamat juga buat anak2 club ninja di medan smoga bendera kawasaki tetap jaya slalu...
    .....
    Selamat jg buat Bg SU yg sudah di percayakan slaku mekanik NOC...
    Salam buat Bg SU dan rekan2 bengkel HDS..
    klo msh da yg nyangkut2 kmaren ntar kita lunasin ya bg...
    hehehhehehehe....
    .....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bibir... pa kabar, Ente? Gak pernah ada kabar?
      Thank you atas doanya, Bro! Semoga sukses juga buat Ente.
      Namanya berteman, anggap aja yg nyangkut2 itu gak ada lagi! Haha...!!!

      Kok gak ada doa buat Epi yg ultah, Wak? :p

      Hapus

Posting Komentar

Setiap bentuk penyalinan (copying) blog ini harus menyertakan link/URL asli dari Blog CECEN CORE.

Postingan populer dari blog ini

Hours: Film Terakhir Paul Walker yang Menginspirasi Ayah; Sebuah Resensi

Cerita Liburan Long Weekend di Kota Bandung Bersama Keluarga

Pengalaman Liburan ke Ancol dan Menginap di Discovery Hotel and Convention