Ada Cerita Dibalik Secangkir Kopi Lintong dan Bolu Labu di Omerta Koffie
Sabtu (1/3/2014) lalu, saya kembali menyempatkan diri mengunjungi Omerta Koffie—kedai kopi berlokasi di Jalan Wahid Hasyim No.9, Kota Medan—atas undangan Denny Sitohang, pemilik yang juga salah satu rekan saya di Blogger Medan Community (BMC). Katanya sih sekadar icip-icip kopi (cupping) gratis sambil silaturahmi. Tapi seperti pengalaman saya cupping sebelumnya di tempat yang sama, saya yakin apa yang ditawarkan oleh pria berewokan ini lebih dari sekedar cupping, apalagi ketika tiba, disana juga telah menunggu Sihar Emry Prihandy, penulis yang karya-karyanya juga jadi sumber inspirasi saya.
Jarum jam menunjuk pukul 16.30 WIB ketika saya dan istri tiba di Omerta, seharusnya terlambat setengah jam dari waktu yang telah disepakati bersama di forum BMC, namun ternyata, hanya ada Bang Denny dan Bang Sihar yang telah menunggu di lokasi. Dari tujuh orang anggota BMC yang diundang, ternyata lima orang anggota BMC lainnya berhalangan hadir secara bersamaan, entah kenapa.
Jarum jam menunjuk pukul 16.30 WIB ketika saya dan istri tiba di Omerta, seharusnya terlambat setengah jam dari waktu yang telah disepakati bersama di forum BMC, namun ternyata, hanya ada Bang Denny dan Bang Sihar yang telah menunggu di lokasi. Dari tujuh orang anggota BMC yang diundang, ternyata lima orang anggota BMC lainnya berhalangan hadir secara bersamaan, entah kenapa.
Benar saja, pertemuan dengan kedua senior saya di bidang jurnalistik dan blogging ini pun lebih dari sekadar tatap muka dan cupping biasa. Banyak cerita kehidupan yang kami bagikan sore itu, namun sepertinya percakapan didominasi seputar kehamilan, mengingat ada kesamaan antara saya dan Bang Denny: Kami sama-sama menanti kehadiran buah hati yang pertama, pun dengan Bang Sihar yang telah dikaruniai putra pertamanya, lebih banyak berbagi pengalaman mengenai si buah hati.
Untuk menambah kenikmatan mengobrol sore itu, Bang Denny segera menyiapkan tiga cangkir Kopi Lintong, tentu saja sesuai ciri khas Omerta, biji Kopi Lintong diproses dengan teknik manual brewing. Cita rasanya yang asam sangat menonjol dengan warnanya yang kecoklatan. Cita rasa asam ini semakin terasa ketika memasuki sesapan akhir; ketika cairan kopi mulai mendekati dasar cangkir yang penuh dengan ampas kopi. Konon, cita rasa terbaik kopi hanya bisa dirasakan ketika diminum sesaat setelah disajikan dengan kondisi panas dan tanpa tambahan gula, karena kopi itu sendiri telah mengandung pemanis alami.
Dari sekian banyak koleksi kopi di Omerta Koffie, Kopi Lintong menjadi pilihan untuk menghabiskan sore itu |
Denny Sitohang sedang menyeduh kopi |
Menjelang mentari terbenam, muncul Yoga Aizeindra—Ketua BMC, bersama dengan Eka Rina, salah satu aktivis Sumatera Wonder Trips—Sebuah tour agent yang menawarkan paket liburan edukatif dengan menonjolkan sisi budaya, sosial, dan ekonomi, tanpa menghilangkan tujuan utama: bersenang-senang. Sore itu, Eka mampir membawa kue bolu labu yang konon kelezatannya sudah terkenal. Saya sendiri masih susah percaya saat dibilang bolu labu itu buatan sendiri. Kelezatan bolu labu yang manis berpadu dengan asamnya Kopi Lintong benar-benar membuat kami betah berlama-lama di Omerta. Sedangkan untuk istri, meskipun tidak ngopi, sore itu tetap bisa menikmati segarnya Ice Chocolate dan roti bakar coklat-keju.
Hidangan yang tersaji sore itu di Omerta Koffie |
Bergabungnya Yoga membuat topik pembicaraan sedikit bergeser ke arah lain; kali ini lebih didominasi oleh blogging dan seputar kegiatan dan rencana BMC. Visinya untuk memperkenalkan dunia blogging kepada masyarakat luas, khususnya pelajar di Kota Medan, benar-benar kami apresiasi. Setidaknya BMC sebagai salah satu wadah blogger di Kota Medan bisa memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai kegiatan positif yang bisa dilakukan di dunia maya; yaitu blogging.
Mayoritas saat ini para pemuda menghabiskan waktunya di internet sebatas berinteraksi melalui media sosial atau permainan daring, padahal internet sebagai dunia virtual tanpa batas masih bisa dimanfaatkan untuk berkarya; salah satunya dengan blogging. Melalui blogging, kaum muda bisa menuliskan apapun di internet, termasuk kegiatan mereka sehari-hari, tutorial dan tips, maupun berbagi pengetahuan lain; misalnya seperti pelajaran di sekolah.
Bagi saya, yang terpenting adalah menanamkan niat terlebih dahulu, karena terkadang blogger pemula terbentur pada ide atau mood menulis. Blogger pemula tak perlu dibebani dengan aturan literasi, toh juga dengan seringnya menulis, kemampuan literatur dan translasi akan membaik. Saya yakin blogging tak kalah mengasyikkan dengan media sosial maupun permainan daring jika ditekuni. Workshop ke sekolah-sekolah menurut saya adalah cara terbaik memperkenalkan blog kepada para pelajar, mungkin itu adalah pekerjaan rumah bagi seluruh pengurus dan anggota BMC saat ini dan di masa mendatang.
Saya berharap, sebagai wadah bagi para blogger di Kota Medan, BMC sendiri bisa memberikan edukasi seputar blogging yang baik, sekaligus mengayomi para blogger muda nan potensial di Kota Medan. Program One Month One Blog dan pemilihan tema Article of the Month saya rasa sangat tepat untuk menstimulasi dan memotivasi para anggotanya untuk lebih rajin dan tekun memutakhirkan blognya masing-masing. Namun demikian, hendaknya program ini bukan menjadi beban bagi para anggotanya dan tetap terus belajar menulis dengan baik dan benar, baik dari segi literasi maupun etika blogging.
Saya berharap, sebagai wadah bagi para blogger di Kota Medan, BMC sendiri bisa memberikan edukasi seputar blogging yang baik, sekaligus mengayomi para blogger muda nan potensial di Kota Medan. Program One Month One Blog dan pemilihan tema Article of the Month saya rasa sangat tepat untuk menstimulasi dan memotivasi para anggotanya untuk lebih rajin dan tekun memutakhirkan blognya masing-masing. Namun demikian, hendaknya program ini bukan menjadi beban bagi para anggotanya dan tetap terus belajar menulis dengan baik dan benar, baik dari segi literasi maupun etika blogging.
Yoga, Sihar, dan saya |
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat ketika kami sedang asyik berdiskusi. Omerta pun dipadati dengan banyaknya pengunjung yang sekadar ingin melewatkan sore hari sambil menikmati berbagai macam varian kopi single origin (kopi original dari suatu daerah) dengan kualitas premium. Banyak hal saya dapatkan hari itu, dari mulai cara menjaga kesehatan istri di masa kehamilan, hingga pengetahuan baru tentang blogging dan jurnalistik, termasuk saran dari Bang Sihar untuk mengirimkan artikel saya tentang musik ke media juga pasti saya pertimbangkan. Saatnya berpamitan karena saya juga berencana untuk mengunjungi salah seorang sahabat saya lainnya malam itu.
Seperti dugaan saya di awal, pertemuan singkat dengan rekan-rekan jurnalis dan blogger senior di Omerta Koffie lebih dari sekadar cupping Kopi Lintong, namun juga berbagi pengalaman dan pembelajaran hidup, khususnya bagaimana menjadi kepala keluarga sekaligus penulis yang baik. Terima kasih kepada Bang Denny Sitohang, Bang Sihar Emry Prihandy, dan Yoga Aizeindra, atas diskusi hangat dan segelas kopinya. Juga kepada Eka Rina atas kelezatan yang tersaji melalui bolu labu. Teristimewa untuk istri saya... untuk segala hal di masa lalu, sekarang, dan hal-hal baik lainnya yang datang selanjutnya.
Salam hangat,
Arisandy Joan Hardiputra
|
Baca juga blog saya berjudul Ngopi Bareng Rekan-Rekan Blogger Medan Community (BMC) di Omerta: Secuil pelajaran Tentang Ngopi dan Blogging.
Akhirnya menikmati Bolu Labu buatan Kak Eka rina ya bg? hehheheh
BalasHapusAku gk bisa ikutan pada hari itu.. ada kegiatan lainnya,,
Mantap deh bg, kapan" bisa jumpa lagi
Tapi sampe sekarang belum percaya aku itu bolu labu buatan Eka Rina sendiri.
HapusCoba bilang dulu sama dia, aku minta sekotak full biar percaya!
Lain waktu bisa diskusi bareng lagi, Rudi.
inilah yang aku nantikan dari entry abangda satu ini, selalu penuh dengan inspirasi,
BalasHapusWaduh, makasih pujiannya.
HapusSemoga sukses dan tetap semangat untuk mewujudkan program positif BMC.
nice story, sayang aku gak bisa blending lebih dalam waktu itu ya. hehehehe...
BalasHapusNext time, Bang... next time.
HapusMasih ditunggu undangan ngopi yang lebih dari sekedar ngopi.
Wahhh,,, sayang banget aku ga bisa ikut, padahal pengen banget. Tadinya biar yang lain bisa ngerasain juga kopinya Bang Deni, heee karena aku udah pernah ngerasain.
BalasHapusBtw, kopi apa aja yang ditawarkan bang? gimana rasanya???
Kalo saya sih malah pengen ketemu trus silaturahmi sama rekan-rekan BMC, eh malah absen massal.
HapusSore itu -seperti saya tuliskan di blog- kami icip-icip (cupping) Kopi Lintong, rasanya kompleks, namun ada citarasa asam yang makin tajam menjelang sesapan-sesapan akhir.
Yang terpenting, nambah pengalaman dan cerita hidup.
Lain kali semoga bisa ketemu dengan rekan-rekan blogger muda yang lain.
Aku gak hadir karena sakit perut, bang. Gak tau juga kok bisa bersamaan. Tapi bolu labunya kak eka emang enak banget, cocok dipadupadankan sama kopinya bang denny. Pokoknya dua duanya itu paketblengkap
BalasHapusBener banget, kayaknya bolu labu pas disandingkan dengan kopi murni single origin.
HapusSemoga lain waktu bisa ngobrol dan diskusi langsung.
hidangan yang cocok buat profosional mudah,,,,,
BalasHapustapi sayangnya isunya tak terdengar oleh saya...
lain waktu info ya bang...
Profesional muda maksudnya, Mas Joko?
HapusKopdar BMC di Omerta bukan isu kok, tapi pake undangan online di forum Blogger Medan Community (BMC).
Semoga lain waktu bisa ikutan & berbagi ilmu.