Catatan di Hari Ulang Tahun Saya ke-33

Terlewati sudah tanggal 8 Juni 2016 yang kebetulan bertepatan dengan hari ulang tahun saya ke-33. Di usia sematang ini, wajar jika kita melewati hari 'istimewa' dengan perasaan biasa saja. Maklum, di usia ini, seharusnya seorang lelaki sudah menjadi pria dewasa seutuhnya, lebih bijaksana, tak perlu ada lagi pesta perayaan seperti saat kecil dulu, atau mengharapkan kado ini-itu dengan perasaan deg-degan. Pun, di usia yang 33 tahun, saya telah memiliki dan membuktikan banyak hal terbaik dalam hidup, salah satunya adalah keluarga yang selalu ada untuk saya dalam segala suasana. Terlebih, di usia ini saya mendapatkan tantangan dari istri untuk tidak melakukan aktivitas shaving (bercukur) sampai dengan hari lebaran, saat ini sudah berjalan sebulan. Jadi, makin lengkaplah alasan untuk tidak bereuforia di hari ulang tahun, malu sama janggut.

Cecen Core's Beard
Dengan janggut yang makin tebal, menambah alasan untuk menyikapi hari ulang tahun dengan lebih bijak


Tahun ini, hari ulang tahun saya menjadi istimewa karena terjadi di saat momen Ramadhan. Saya memperingati hari ulang tahun saat seluruh umat muslim di dunia menjalankan ibadah puasa yang diidentikkan dengan keberkahan dan melimpahnya pahala. Ditambah, kata pak ustadz, di bulan ini, setan dan jin dibelenggu supaya tidak mengganggu manusia. Artinya, mereka juga tak muncul menyabotase hari ulang tahun saya. Semoga saja di usia ini menjadi berkah tersendiri untuk saya. Aamiin!

Di hari ulang tahun ini, saya menerima kado berupa sepasang sepatu kasual berwarna biru dari istri. Ini kali kedua istri memberikan kado sepatu kasual di hari ulang tahun saya, setelah sebelumnya saya juga mendapatkannya saat menginjak usia 28 tahun. Saat membuka bingkisan, saya mengira bahwa itu adalah sepatu sepakbola, maklum saja, saya sedang mengidamkan sepatu sepakbola baru dengan teknologi terkini. Namun ternyata, isinya malah sepatu kasual. Setelah direnungkan kembali, istri memang lebih tahu kebutuhan saya: sepatu sepakbola saya yang lama masih sangat layak pakai (meski membosankan) dan sepatu kasual lama saya sudah lecet dan kusam di sana-sini. Jadi, kado ini lebih berharga dari sepatu bola. Namun, setelah istri membaca tulisan ini, saya juga tidak keberatan menerima sepatu sepakbola terbaru.

Tak cukup disitu, istri kembali membuat kejutan melalui konspirasi dengan putri kecil kami yang baru berusia 2 (dua) tahun dengan cara menyelipkan kue ulang tahun ke dalam lemari es. Sepulang dari kantor, hari itu saya sempatkan untuk singgah ke swalayan setelah istri mengirimkan pesan teks untuk membelikan dua pack tisu kering. Sekalian saja saat itu saya membelikan putri saya susu kemasan kecil kesukaannya. Sesampainya di rumah, saat saya menyimpan susu di lemari es, ternyata ada seonggok kue ultah berukuran sedang di dalamnya, lengkap dengan tulisan "Happy Birthday, Ayah" dengan sebuah motif hati/cinta. Ada sedikit bagian coklat yang hilang dan saya langsung tahu siapa pelakunya. Ternyata saat saya masih bekerja di kantor, mereka mengambil kue ultah pesanan di toko kue langganan kami. Putri kami, dia adalah 'monster' coklat, dan sudah pasti dialah sosok 'kriminal' yang telah 'merampok' coklat di kue ulang tahun saya.

Arisandy Joan Hardiputra - kue & sepatu kado ulang tahun ke-33


Namun seperti yang saya tuliskan sebelumnya, tak ada hadiah ulang tahun apapun saat ini yang bisa mengejutkan karena saya telah mendapatkan hadiah terbaik dalam hidup. Saat istri hamil dulu, saya pernah mengatakan padanya, "Lahirkan anak kita dengan selamat, kalian berdua, dan saya tak masalah jika tak pernah mendapatkan kado lagi seumur hidup, karena kalian berdua adalah kado terbaik." Mungkin istri saya menganggapnya hanya kiasan, padahal saya serius dengan setiap kata. Tapi, hei, siapa yang bisa menolak mendapatkan kado, apalagi di hari istimewa?!

Dikelilingi orang-orang yang peduli dan menyempatkan waktunya untuk mendoakan saya rasanya begitu menyenangkan dan menyadarkan bahwasanya selalu ada waktu untuk sekedar menyapa atau say hello (mengingat mayoritas ucapan dan doa yang ditujukan kepada saya berasal dari media sosial). Perasaan yang sama juga menjadi alasan saya untuk selalu menyempatkan waktu memberikan ucapan selamat dan doa kepada setiap keluarga, teman-teman, atau kenalan di hari-hari istimewa mereka.

Sekali lagi, saya secara pribadi dan tulus mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah meluangkan waktunya untuk 'hadir' di hari ulang tahun saya ke-33, semua doa-doa kebaikan semoga terkabul dan kembali kepada Anda. Khusus untuk diri sendiri, saya tak akan pernah berhenti berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik, termasuk suami yang lebih baik, dan ayah yang lebih baik. Terima kasih istimewa kepada keluarga kecil saya (istri dan putri kami).

"Hadiah terindah dalam kehidupan adalah ketika saya masih memiliki orang-orang terdekat yang peduli dan masih bersedia saling berbagi pengalaman hidup bersama."

Baca juga tulisan saya lainnya tentang ulang tahun berjudul:

Ulang Tahun Saya Dalam Angka;

Ulang Tahun Saya ke-30: Lagi, Sebuah Renungan Akan Kehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Liburan Long Weekend di Kota Bandung Bersama Keluarga

Seandainya Dahulu Saya ... (Sebuah Penyesalan)

Ada Cerita Dibalik Secangkir Kopi Lintong dan Bolu Labu di Omerta Koffie