Ketika Keluarga dan Impian Terasa Lebih Dekat Dengan AirAsia

Lebih dari sedekade sudah saya hidup mandiri, meninggalkan kedua orang tua dan saudara-saudara, terpisahkan oleh samudera, dan bahkan zona waktu. Sejak lulus kuliah, saya bekerja di Kota Medan -ibukota Provinsi Sumatera Utara, sedangkan kedua orang tua saya berada di Mojokerto, sebuah kota kecil di Provinsi Jawa Timur.

Jarak dan waktu yang memisahkan sangat menyulitkan saya untuk bertemu dengan keluarga, ditambah dengan mahalnya biaya transportasi untuk pulang ke kota kelahiran itu. Alhasil, beberapa kali momen lebaran saya rasakan tanpa adanya keluarga. Sedih memang, hanya bisa bersilaturahmi dengan keluarga besar melalui sambungan telepon sambil membayangkan saat itu mereka sedang berpesta dan makan besar, sedangkan saya harus menyantap hidangan lebaran sendirian di kos, itupun kiriman dari tetangga. Orang tua berkali-kali menanyakan, "kapan pulang?" sebagai sinyal kerinduan mereka terhadap salah seorang putranya, namun jawaban saya hanya, "doakan saja supaya saya dicukupkan rezeki untuk pulang."

Tapi semua berubah sejak adanya maskapai yang baru berdiri tahun 2004 lalu: AirAsia Indonesia. Maskapai dengan warna khas merah-putih ini menggebrak industri penerbangan dengan program harga murahnya. Awalnya saya tak percaya, mengira itu hanyalah sebuah strategi 'kotor' AirAsia, nanti akan muncul biaya-biaya lain yang ujung-ujungnya sama dengan harga maskapai lain. Kenyataannya tidak demikian, saya salah. Beberapa kolega saya yang juga berasal dari luar kota telah membuktikannya. Tak ada salahnya saya mencoba maskapai baru ini.

Masakan ibu selalu menjadi masakan terlezat yang selalu saya rindukan, keceriaan adik-adik saya yang mulai tumbuh dewasa, dan suasana damai kota kecil tempat kelahiran masih bisa saya rasakan. Dan yang terpenting, saya bisa berkumpul lagi dengan keluarga di momen-momen berharga. Semua berkat AirAsia. Istimewanya, saya pernah mendapatkan semua itu hanya dengan harga tiket tak sampai seratus ribu rupiah. Benar, harga yang sangat murah untuk penerbangan Medan-Surabaya. Bahkan, tak hanya harga yang terjangkau, kenyamanan, pelayanan, dan fasilitas yang diberikan pun benar-benar profesional. AirAsia membuat jarak antara saya dengan keluarga terasa lebih dekat.

AirAsia membuat saya lebih dekat dengan keluarga besar
Saya (berdiri paling belakang sebelah kanan memakai kemeja hitam) berfoto bersama saudara dan sepupu saat lebaran tahun 2011

Tak berhenti sampai disitu, AirAsia kembali menjadi pilihan utama ketika saya mengajak pasangan berlibur ke Kota Bandung di bulan September 2009. Itu adalah kali pertama kami berlibur ke tempat yang jauh berdua saja. Di dinginnya udara Kota Kembang dan gemerlapnya Paris van Java, saya memantapkan diri untuk melamar pasangan saya. Coba tebak jawabannya... Ya, AirAsia-lah yang membawa saya menuju ke level kehidupan selanjutnya.

Pun demikian dengan impian saya. Sebagai anggota sebuah klub motor di Kota Medan, berkumpul bersama rekan-rekan klub motor dari seluruh Indonesia adalah sebuah impian pribadi. Lagi-lagi AirAsia mewujudkannya. Pada tanggal 26-27 Mei 2012, saya dan dua orang rekan dari Ninja Owners Club (NOC) Medan menghadiri Jambore Nasional Kawasaki Ninja Indonesia VI di Kota Cirebon. Pengalaman yang saya rasakan sangat sensasional. Rasa bangga menjadi seorang anggota klub motor ketika bisa berkumpul bersama rekan-rekan sesama dari seluruh Indonesia. Kini saya punya satu cerita lagi untuk dibanggakan, sekali lagi, AirAsia yang mewujudkan impian saya.


NOC MEDAN di Jamnas KNI VI, Cirebon
NOC MEDAN di Jamnas KNI VI, Cirebon

24 Maret 2013, perasaan yang luar biasa melihat kecantikan dan keanggunan itu terpancar dalam wujud seorang wanita cantik yang bersanding bersama saya di pelaminan. Itu adalah hari pernikahan saya. Meski dilangsungkan di Kota Medan, namun kebahagiaan saya terasa lengkap karena semua anggota keluarga turut menghadiri, termasuk kedua orang tua, saudara-saudara, dan keponakan kecil saya, juga sahabat saya dari Bandung. AirAsia dengan program harga murahnya membawa mereka semua melengkapi kebahagiaan saya dan istri.
Pernikahan Arisandy Joan Hardiputra & Epi Friesta Dewi Hasibuan
Berfoto bersama keluarga di hari pernikahan saya

Jarak itu bukan lagi menjadi masalah besar, meski kami terpisahkan oleh samudera. AirAsia selalu menjadi solusi yang tepat, apapun momennya. Tak ada lagi kekhawatiran tentang harga selangit atau pelayanan yang buruk. Dengan prestasi sebagai Maskapai Penerbangan Bertarif Rendah Terbaik Dunia versi Skytrax, dan se-Asia selama lima tahun berturut-turut (2009-2013), dan berbagai macam penghargaan lainnya, saya rasa tak ada alasan untuk berganti pilihan.

Kedepan, saya telah merencanakan beberapa perjalanan liburan bersama keluarga. Namun kini, dalam waktu dekat, AirAsia harus bersiap mengantarkan keluarga kecil saya ke Surabaya. Ada keluarga besar disana yang tak sabar menunggu kehadiran seseorang yang istimewa. Seseorang yang telah membawa kebahagiaan, khususnya untuk saya dan istri.  ersiaplah AirAsia untuk mengantarkan putri kecil kami, Clarissa, menemui nenek-kakeknya.

Arisandy Joan Hardiputra & Clarissa
Saya menggendong putri kecil saya, Clarissa

Terima kasih, AirAsia, telah mengubah hidup saya. Tetaplah menjadi yang terbaik dan wujudkan mimpi banyak orang, ubahlah hidup mereka menjadi lebih baik dan bermakna, seperti saya. Benar, kini setiap orang bisa terbang.


Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog 10 Tahun AirAsia Indonesia dengan tema "Bagaimana AirAsia Mengubah Hidupmu?"

Komentar

  1. semoga tahun ini air asia jual tiket murah lagi ya kak, biar kak cecen kak epi sama dedek clarissa bisa main ke surabaya, udah kangen pengen liburan bareng disini. cepat pulang cepat kembali banyak yg kangen nih hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin!
      Makasih ya, Tante Naura!
      Dedek Clarissa juga udah gak sabar pengen digendong2 sama keluarga besar di Surabaya.

      Hapus

Posting Komentar

Setiap bentuk penyalinan (copying) blog ini harus menyertakan link/URL asli dari Blog CECEN CORE.

Postingan populer dari blog ini

Cerita Liburan Long Weekend di Kota Bandung Bersama Keluarga

Seandainya Dahulu Saya ... (Sebuah Penyesalan)

Ada Cerita Dibalik Secangkir Kopi Lintong dan Bolu Labu di Omerta Koffie