Apa Tujuanmu Menulis? (Menyambut Hari Blogger Nasional)

Sekali waktu saya pernah membaca sebuah majalah yang didalamnya terdapat artikel berjudul "Menginsafi Hakikat Menulis". Tulisan itu berisikan tentang begitu pentingnya peranan tulisan dan manfaat menulis. Kata-katanya dirangkai sedemikian rupa, namun sarat makna. Tulisan itu begitu mengena dan sangat inspiratif. Akhirnya, saya sobek satu halaman artikel itu, saya simpan berbulan-bulan di dalam laci meja kerja di kantor. Lama tak terbaca lagi, bukan berarti hilang ilmunya. Sebagai seorang blogger, pesan dan makna yang disampaikan melalui tulisan itu masih saya jadikan pegangan hingga kini. Bahkan, blog ini juga ditulis dengan artikel tersebut sebagai salah satu inspirasi saya.

Semenjak menjadi seorang part time blogger, saya banyak berkenalan dengan rekan-rekan sesama blogger. Satu pertanyaan yang sering saya temui saat berdiskusi adalah: "Apa tujuanmu menulis blog?" Beragam jawaban yang dikemukakan oleh rekan-rekan: meraup pundi-pundi rupiah (meski terkadang jumlahnya relatif tak begitu besar); ingin dikenal banyak orang; sarana ekpresi dan aktualisasi diri; dan berbagai macam jawaban lain. Bagi saya sendiri, sejatinya menulis adalah bercerita tentang kehidupan, momen, sejarah, dan peninggalan 'jejak' kepada generasi selanjutnya. Karena itu saya tidak mengkhususkan blog saya membahas satu tema tertentu (niche blog). Kalaupun masih bisa dikategorikan dalam sebuah niche (tema blog), maka niche blog saya adalah kehidupan saya sendiri.

Rupiah bukan tujuan utama saya (meskipun blog saya juga mendapatkan pemasukan), dikenal orang juga bukan prioritas, aktualisasi diri di blog saya rasa tidak terlalu penting. Tujuan saya menulis adalah menginspirasi orang lain, mencatatkan sejarah kehidupan untuk dikenang oleh generasi selanjutnya (khususnya anak-anak dan kelak cucu saya). Seperti sebuah pepatah: Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan jejak kisah kehidupannya. Otak manusia menurun kemampuannya seiring dengan melambatnya metabolisme akibat penambahan usia, sehingga tak selamanya cerita kehidupan bisa diingat dan disampaikan. Buku bisa rusak terkena lembab, atau hilang entah kemana... tapi blog, ada di dunia digital, tak lekang oleh waktu. Tulisan bisa menyampaikan apa yang dilupakan saat berkata, tulisan bisa menceritakan kisah masa lalu ketika seseorang tak mampu lagi mengingat atau telah tiada, tulisan juga bisa melalui proses penyuntingan sebelum disampaikan, sehingga sebisa mungkin tak menyakiti perasaan.  Pada dasarnya, tulisan lebih abadi dan beradab ketimbang perkataan.

Manusia hidup tak selamanya, tapi ilmu akan terus berkembang, nurani tak akan pernah luntur kebaikannya. Tulisan akan bercerita selamanya, meskipun penulisnya telah tiada. Itu jugalah alasan saya banyak menulis tentang keluarga dan banyak mendokumentasikan kegiatan putri kecil saya dalam bentuk digital (lewat blog, media sosial, maupun Youtube). Memang putri kecil saya tak akan bisa mengingat masa ketika masih bayi, tapi dokumentasi digital seperti blog, foto yang diunggah ke internet, dan video bisa membantunya mengetahui bagaimana tingkahnya ketika bayi, bagaimana perjuangan ibunya melahirkannya, dan bagaimana kedua orang tuanya menjaganya.

Jadi, menulislah untuk sehat. Menulis melatih otak untuk berpikir kritis dan cerdas. Menulis membuat otak panjang umur, menulis bisa menyambung tali silaturahim dan menyampaikan isi hati yang mungkin tak mampu terucapkan secara lisan. Pada akhirnya, hakikat menulis adalah tentang bagaimana memberikan ilmu yang bermanfaat atau mempengaruhi alam bawah sadar orang lain untuk mengikuti jalan pemikiran kita. Bagi saya, menulis adalah juga tentang membagikan cinta kepada keluarga. Lalu, apa tujuanmu menulis?


Hari Blogger Nasional


Tahun ini, peringatan Hari Blogger Nasional memasuki tahun ketujuh sejak dicanangkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) saat itu, M. Nuh, pada saat event Pesta Blogger. Praktis, pencanangan hari khusus untuk blogger nasional mendapat euforia tersendiri. Namun sayangnya, setelah masa jabatan M. Nuh berakhir, tak ada lagi inisiatif yang menggebrak dari Menkominfo selanjutnya untuk memperkuat posisi dan peranan blogger, padahal bisa dibilang blog adalah media yang tak kalah efektif dalam penyampaian informasi atau media bisnis. Blogger lebih banyak 'bekerja' sendirian, maupun bersama komunitas blogger yang banyak terbentuk. Namun tetap saja, tanpa dukungan nyata dari pemerintah, peran blog tak bisa maksimal.

Ke depan, semoga Menkominfo selanjutnya kembali menaruh perhatian lebih terhadap para blogger dengan mengadakan semacam acara atau event yang sifatnya konstruktif dan mendidik, jika perlu diagendakan tersendiri dalam jadwal rutin setiap tahun. Seperti misalnya, kompetisi blog tingkat nasional, seminar blog di berbagai kota dan daerah yang diselenggarakan dan disponsori oleh Kementerian Kominfo, pemberian hosting gratis berikut maintenance-nya untuk blogger berprestasi, menciptakan lapangan kerja (atau mungkin lebih tepat dibilang lapangan karya) bagi blogger untuk bisa terus menyumbangkan ide dan pemikiran, serta membentuk sebuah komunitas/wadah blogger nasional baru yang mendapat pembinaan dan perlindungan resmi di bawah kementerian Kominfo, dan sebagainya. Intinya, pemerintah diharapkan bisa memberikan dukungan, baik itu yang bersinggungan dengan finansial, rewards, maupun regulasi. Saat ini, penghargaan terhadap blogger lebih banyak atas dasar inisiatif dari rekan-rekan media massa dan korporasi swasta. Jika pemerintah bisa merangkul blogger nasional, saya yakin, bangsa ini akan menjadi lebih baik; para blogger bisa menjadi mediator untuk pengawas dan pemerhati kinerja pelayan publik, whistleblower, penyampai informasi maupun program kerja institusi pemerintah, promotor pariwisata dan kebudayaan nasional, dan sebagainya.

Jadi, teruslah berkarya dan berharap semoga pemerintah akan lebih memperhatikan prestasi yang bisa diukir blogger nasional, karena sekali lagi... blogger bisa mengubah cara pandang publik dan bahkan menggerakkan sebuah revolusi.

Selamat Hari Blogger Nasional, tetaplah menulis, tetaplah produktif, dan tetaplah mengukir jejak kehidupanmu.


Baca juga tulisan lama saya berjudul 27 Oktober: Hari Blogger Nasional. yang berisi tentang pengertian blog dan tips menulis bagi blogger pemula.

Komentar

  1. Menulis untuk hidup yang lebih baik,, :D

    semoga pemerrintah kita memperhatikan para blogger di masa depan

    BalasHapus

Posting Komentar

Setiap bentuk penyalinan (copying) blog ini harus menyertakan link/URL asli dari Blog CECEN CORE.

Postingan populer dari blog ini

Hours: Film Terakhir Paul Walker yang Menginspirasi Ayah; Sebuah Resensi

Pengalaman Liburan ke Ancol dan Menginap di Discovery Hotel and Convention

Cerita Liburan Long Weekend di Kota Bandung Bersama Keluarga