Postingan

Disiplin Membangun Citra Diri dan Organisasi (Personal and Corporate Branding)

Gambar
"Teruslah berdisiplin sampai orang lain mengira bahwa kedisiplinan diri adalah sebuah pencapaian." Saya yakin banyak dari kita mengartikan disiplin sebagai suatu 'ketertiban' atau 'ketaatan'. Tidak salah memang, karena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata 'disiplin' diartikan demikian adanya. Tetapi satu hal yang sering kita lupakan bahwa disiplin juga berarti konsisten. Konsisten untuk tertib, konsisten untuk taat. Dengan kata lain, ketertiban dan ketaatan yang kita lakukan secara konsisten akan membentuk citra diri kita sebagai pribadi yang disiplin. Kedisiplinan bisa dibangun dan dilatih secara terus-menerus hingga membentuk karakter diri. Karakter apa yang ingin kita bangun? Ingatlah selalu bahwa karakter kita akan melekat sebagai citra diri ( personal brand ). Dalam tulisan kali ini, izinkan saya untuk berbagi pengalaman terkait membangun citra diri ( personal branding ) maupun citra organisasi ( corporate branding ) melalui kedisiplina...

"Yank, Masakanmu Buruk!"

Gambar
Berumahtangga itu membosankan. Setiap hari yang saya lihat di rumah adalah wajah pasangan, bukannya makin muda malah makin mirip Mak Lampir. Bukannya senang, malah buat bosan. Saat menulis ini, tepat delapan tahun saya membina rumah tangga. Dalam budaya Tionghoa, angka ini—yang juga tanggal ulang tahun saya—dipercaya bisa memberikan banyak keberuntungan. Delapan tahun itu waktu yang belum lama memang, tapi setidaknya sudah melewati tahun kelima, di mana banyak orang bilang, di saat itulah fase ujian perkawinan sesungguhnya dimulai, dan kepribadian asli pasangan hidupmu terlihat jelas. Mungkin saja benar. Untungnya, saya dan istri melewati proses pacaran yang cukup lama, jadi paling tidak kami sudah mengenal karakter masing-masing. Berumahtangga itu membosankan. Setiap hari yang saya lihat di rumah adalah wajah pasangan, bukannya makin muda malah makin mirip Mak Lampir. Bukannya senang, malah buat bosan. Setiap hari juga hidup dengan kebisingan anak-anak yang berlarian dan berte...

Lidah Silet, Matre, Hidup Sederhana, dan Kebahagiaan

Gambar
Pada suatu kesempatan sharing session  di tempat tugas saya, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Surabaya II , yang diadakan setiap Senin pagi sebelum memulai aktivitas pekerjaan, saya mendapatkan giliran untuk menyampaikan cerita motivasi dan inspirasi. Asal tahu saja, dalam kegiatan ini, setiap pegawai diberikan gilirannya masing-masing, satu orang setiap kegiatan. Saat itu saya menyampaikan cerita, atau lebih tepatnya sebuah sajak, yang saya berikan judul THINK Before You Speak , yang dalam Bahasa Indonesia berarti 'berpikirlah sebelum berbicara'. Namun saya sengaja tidak membuatnya dalam Bahasa Indonesia, karena kata ' THINK ' sendiri memiliki makna. Berikut isi sajak yang saya bacakan di depan kolega saat itu: THINK Before You Speak Lidah itu tak bertulang. Konon katanya lidah lebih tajam daripada silet. Rekan, ada alasan kenapa Allah menciptakan sepasang mata, sepasang telinga, sepasang tangan, dan sepasang kaki… namun hanya satu mulut. Suatu hari nanti,...

"Kakak Rindu Teman-Teman dan Bu Guru"

Gambar
Sudah sekitar empat bulan sejak kebijakan Belajar dari Rumah  diterapkan oleh Pemerintah. Sebelum pandemi, mungkin tak pernah sekalipun terpikir oleh kita bahwa anak-anak akan mengalami masa-masa seperti ini. Tanpa adanya persiapan, bisa dipastikan mental orang tua dan anak-anak akan terbebani dan stressful . Saya sendiri tak pernah menyangka akan mendengar putri sulung saya yang baru saja naik ke TK B beberapa kali berkata, " Ayah, Kakak rindu teman-teman dan Bu Guru di sekolah. Kapan virus Corona-nya hilang? " Maka jawaban saya konsisten dan sederhana saja, " Sabar ya, Kakak. Berdoa saja supaya vaksinnya cepat ketemu dan virusnya bisa cepat hilang biar Kakak bisa main-main lagi sama teman-teman, dan bisa jalan-jalan lagi ke mall sama Ayah, Bunda, dan Adik. " Baca juga: Jika Pandemi COVID-19 Berakhir Saya ingat saat masa kanak-kanak dahulu pada masa liburan sekolah, terkadang ada rasa rindu suasana sekolah dan teman-teman, meski sebenarnya mungkin sa...

Selamat Hari Jadi Kota Medan ke-430: Sekelumit Cerita Lama Tentang Kenakalan

Gambar
Artikel ini ditulis tepat di hari ulang tahun Kota Medan ke-430. Perasaan saya bercampur aduk saat membaca isi surat keputusan penempatan tugas yang menempatkan saya di Kota Medan tahun 2003 silam. Senang karena Medan merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa; sedih karena terbayang akan meninggalkan kedua orang tua dan saudara serta keluarga besar di Jawa Timur; sekaligus ngeri karena citra Kota Medan yang terkesan sangar dan keras. Bagaimanapun, tugas adalah tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Saya pun berangkat bersama dengan keempat kawan seangkatan yang lain. Tapi kali ini saya tidak akan bercerita tentang pekerjaan, hanya sedikit nostalgia. Bagi saya, Kota Medan itu seperti kampung halaman sendiri. Bahkan saya mengenal Kota Medan lebih baik ketimbang kota kelahiran dan tempat saya dibesarkan: Mojokerto. Banyak prestasi dan anugerah yang saya dapatkan selama tinggal di sana sekitar satu dekade: keluarga, gelar sarjana, jabatan di komunitas, nama baik, dan sebagainya. S...